Ketiga, Perbedaan Kitab Suci Sunni dan Syiah
1. Al-Quran kaum muslimin
Kitab suci kaum muslimin adalah al-Quran yang disampaikan oleh Jibril kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Setelah beliau wafat, al-Quran telah sempurna dan tidak lagi ada tambahan wahyu yang turun. al-Quran kaum muslimin, terdiri dari 30 juz, 114 surat, dengan jumlah ayat sekitar 6 ribuan. Hanya saja mereka berbeda pendapat tentang selebihnya. Ada yang mengatakan, 6204 ayat, 6014 ayat, 6226 ayat, dan ada juga yang mengatakan 6236 ayat. Keterangan selengkapnya bisa anda pelajari di: Berapa Jumlah Ayat Al-Quran
2. Al-Quran versi Syiah
Ada 3 Aqidah syiah tentang kitab suci al-Quran:
- Mereka mengakui sebagian al-Quran yang dipegang kaum muslimin. [Ushul al-Kafi, al-Kulaini, 1/241]
- Mereka meyakini bahwa al-Quran yang dipegang kaum muslimin telah disimpangkan oleh para sahabat, sehingga tidak semua ayat al-Quran masih otentik. Beberapa ayat telah diubah dan sebagian besar dibuang para sahabat.
- Syiah memiliki al-Quran versi lain, yang tidak ada dalam al-Quran yang beredar di tengah kaum muslimin, jumlah ayatnya 17.000. Ada dua keterangan yang mereka sampaikan, (1) al-Quran itu langsung diturunkan kepada Fatimah, (2) al-Quran itu diturunkan melalui Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, kemudian beliau berikan hanya ke Fatimah. [Ushulul Kaafi, Al Kulaini, 2/634, dan keterangan Yasir Habib, musuh sahabat].
Orang syiah menyebut kitab suci tambahan khusus mereka sebagai mushaf Fatimiyah. Mushaf ini tidak dimiliki oleh kaum muslimin pada umumnya. Menurut salah satu riwayat mereka, Jibril hanya mendektekannya kepada Fatimah, kemudian ditulis oleh Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu.
Dalam kitab Ushul al-Kafi – salah satu rujukan utama syiah – dinyatakan,
عندما سئل الإمام الصادق ( عليه السَّلام ) عن مصحف فاطمة ( عليها السَّلام ) قال:
Ketika Imam as-Shodiq – alaihis salam – ditanya tentang mushaf Fatimah – alaihas salam – beliau menjawab,
إن فاطمة مكثت بعد رسول الله ( صلَّى الله عليه و آله ) خمسة وسبعين يوماً ، و كان دخلها حزنٌ شديد على أبيها ، و كان جبرئيل يأتيها فيُحسن عزاءَها على أبيها ، و يُطيب نفسها و يخبرها عن أبيها و مكانِه ، و يخُبرها بما يكون بعدها في ذريتها ، و كان عليّ ( عليه السَّلام ) يكتب ذلك ، فهذا مصحف فاطمة
“Sesuungguhnya Fatimah, sepeninggal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau berkabung selama 75 hari. Beliau sangat bersedih karena wafatnya ayahnya. Jibril selalu mendatangi Fatimah, dan turut berkabung atas kematian ayahnya. Jibril menghibur Fatimah, dan menyampaikan tentang keadaan ayahnya dan kedudukan ayahnya. Jibril juga menyampaikan keadaan masa depan keturunan Fatimah.Sementara Ali mencatat semua yang disampaikan Jibril. Itulah Mushaf Fatimah.”
[Ushul al-Kafi, al-Kulaini, 1/241].
Mushaf Fatimah Jauh Lebih Tebal
Mushaf Fatimah jauh lebih tebal dibandingkan al-Quran umat islam. Mushaf Fatimah 3 kali lebih tebal dibandingkan al-Quran kaum muslimin.
Dalam Ushul al-Kafi juga disebutkan, bahwa Abu Abdillah – alaihis salam – mengatakan,
وإن عندنا لمصحف فاطمة عليها السلام وما يدريهم ما مصحف فاطمة عليها السلام؟ قال: مصحف فيه مثل قرآنكم هذا ثلاث مرات، والله ما فيه من قرآنكم حرف واحد.
“Kami memiliki mushaf Fatimah alaihas salam. Mereka tidak tahu, apa itu mushaf Fatimah? Mushaf Fatimah berisi seperti quran kalian ini 3 kali lipat. Demi Allah, tidak ada satupun bagian (dalam mushaf Fatimah) yang dijelaskan dalam Quran kalian satu hurufpun.”
[al-Kafi, al-Kulaini, jilid 1, hlm. 287]
Anda bisa perhatikan upaya pembelaan mereka terhadap Mushaf Fatimah:
Salah satu tokoh mereka, Kamal al-Haidari menjelaskan kitab Ushul al-Kafi yang menjelaskan keterangan Mushaf Fatimah. Bahwa Mushaf itu ada, dan bukan khayalan. Tapi wujudnya masih disembunyikan.
Mushaf yang Disembunyikan
Mushaf Fatimah, hingga saat ini belum diterbitkan. Bahkan orang syiah sendiri tidak bisa menunjukkan lembaran mushaf Fatimah itu. Semua kaum muslimin menyatakan mushaf itu hanya khayalan, khurafat kaum syiah. Namun mereka membantah dan mengatakan, mushaf fatimah itu ada, dan mushaf itu hanya dimiliki oleh al-ma’shumin (imam yang maksum). Sementara selain imam yang maksum, mereka tidak pernah tahu isinya, selain bagian mukadimah saja.
Video berikut adalah jawaban Yasir Habib, salah satu tokoh Syiah, ketika dia ditanya tentang mushaf Fatimah,
Berikut salinan teks dari perkataan Yasir:
هو كتاب إلهي مختص بالمعصومين – عليهم السلام – وسمي بمصحف الزهراء عليها لأنه قد أملي على الزهراء والزهراء كتبته. فهو غير موجود عندنا لكن انه حقيقة ليس خيالا ولكن الموجود عندنا منه فقط صفحة واحدة، الصفحة الأولى فقط، يعني أهل البيت بينوا مصحف فاطمة هذا المقدار فقط، لكم الحق والاطلاع عليه، باقيه مربوط بنا نحن؛ مختص بنا نحن، فليس لكم الحق والاطلاع عليه، بداية هذه الصفحة هكذا:
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ من الله العزيز القدير…أو الشئ ما ذكرت النص.. الى أمته فاطمة الزهراء – عليها السلام – وثم فيه مجموعة من الوصايا الإلهية
Mushaf Fatimah adalah kitab yang turun dari Tuhan, yang khusus dimiliki oleh al-Ma’shumin (imam yang ma’shum) – ‘alaihimus salam –. Dinamakan mushaf az-Zahra, karena mushaf ini didektekan kepada az-Zahra, kemudian az-Zahra menulisnya. Kitab itu tidak ada pada kami, namun itu hakiki bukan khayalan. Namun yang ada pada kami hanya satu halaman saja, yaitu halaman pertama saja. Artinya, ahlul bait – yang maksum itu – hanya menjelaskan mushaf Fatimah hanya seukuran ini (dia berisyarat dengan jari jempol & telunjuknya). Kalian berhak atasnya dan boleh mempelajarinya. Sisanya, hanya khusus untuk kami, dan kalian tidak punya hak atasnya dan tidak boleh mempelajarinya.
Di paragraf awal halaman itu, bunyinya sebagai berikut,
“Bismillahir rahmanir rahim, dari Allah Dzat yang Maha Agung lagi Maha Kuasa… bla..bla..bla yang saya sendiri tidak hafal…. kepada hamba-Ku Fatimah az-Zahra – alaihas salam – kemudian disebutkan berbagai kumpulan wasiat dari Allah.
Demikian kutipan keterangan Yasir salah satu tokoh besar syiah. Bagian mukadimah mushaf itu, Yasir sendiri tidak hafal, padahal hanya beberapa paragraf. Jika mushaf itu sangat penting di mata syiah, mengapa mukadimah saja tidak hafal? Padahal itu sekelas tokoh syiah. Anda bisa menilainya sendiri.
Keempat, Perbedaan Dalam Menilai al-Quran
Kaum muslimin meyakini bahwa al-Quran yang sampai ke tangan mereka adalah al-Quran asli, persis seperti yang Allah turunkan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam melalui malaikat Jibril. al-Quran ini dijaga oleh Allah, dan tidak mengalami perubahan hingga Allah mengangkatnya. Allah berfirman,
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ
Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Quran, dan Sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya. (QS. Al-Hijr: 9)
Al-Hafidz Ibnu Katsir mengatakan,
قرر تعالى أنه هو الذي أنزل الذكر، وهو القرآن، وهو الحافظ له من التغيير والتبديل
Allah menegaskan bahwa Dia yang menurunkan az-Zikr, yaitu al-Quran, dan Dia yang akan menjaganya dari setiap perubahan atau penyelewengan. (Tafsir Ibnu Katsir, 4/527).
Sementara syiah memiliki keyakinan yang sangat menyimpang tentang al-Quran. Berikut diantara keyakinan mereka tentang al-Quran,
1. Jibril salah dalam menurunkan wahyu. Seharusnya kepada Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, tapi dia berikan kepada Muhammad bin Abdillah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Dalam kitab Anisul Wahid, al-Jazairi mengatakan,
محمد بعلي أشبه من الغراب بالغراب، والذباب بالذباب، فبعث الله جبريل عليه السلام الى علي عليه السلام، فغلط جبريل من تبليغ الرسالة من علي الى محمد، ويلعنون صاجب الريش جبريل عليه السلام
Muhammad dengan Ali itu lebih mirip dibandingkan dua burung gagak atau dibandingkan miripnya dua ekor lalat. Kemudian Allah mengutus Jibril ‘alaihis salam untuk memberikan wahyu kepada Ali ‘alaihis salam, namun Jibril salah dalam menyampaikan risalah, seharusnya kepada Ali, dia berikan kepada Muhammad. Dan mereka (orang syiah) melaknat sang pemilik sayap, yaitu Jibril. (Anisul Wahid, 2/310, Tahqiq: ar-Raja’i).
2. Sebagian besar al-Quran, isinya hanya menjelaskan sosok Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, ahli bait, dan para musuh ahli bait (para sahabat). Tokoh syiah, al-Faidh al-Kasyani mengatakan,
جل القران انما نزل فيهم وفي أولياءهم وأعداءهم
“Mayoritas al-Quran turun terkait dengan sosok ahlul bait, para pembela mereka, dan musuh mereka.” (Tafsir as-Shafi, 1/24).
Bahkan salah satu tokoh syiah, Hasyim bin Sulaiman al-Katkani menegaskan bahwa nama Ali bin Abi Thalib sendiri, disebutkan dalam al-Quran sebanyak 1154 kali. Untuk mendakwahkan itu, dia menulis buku al-Lawami’ an-Nuraniyah fi Asma Aliy wa Ahli Baitihi al-Quraniyah.
3. Para sahabat menyelewengkan al-Quran, dan membuang banyak ayat al-Quran, terutama yang menyebutkan tentang keutamaan Ali bin Abi Thalib.
عن هشام بن سالم عن أبي عبد الله عليه السلام قال : أن القران الذي جاء به جبريل عليه السلام إلى محمد صلى الله عليه وسلم سبعة عشر ألف اية
Dari Hisyam bin Salim, dari Abu Abdillah ‘alaihis salam, ia berkata, “Al Qur’an yang dibawa oleh Jibril ‘alaihis salam kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam terdiri dari 17.000 ayat.” [Ushul al-Kafi, al-Kulaini, jilid 2, hlm. 634].
Dalam keterangan tokoh syiah yang lain, keterangan Sulthan Muhammad bin Haidar Al-Khurasaaniy:
اعلم، أنه قد استفاضت الأخبار عن الأئمة الأطهار بوقوف الزيادة والنقيصة والتحريف والتغيير فيه
”Ketahuilah bahwasannya telah banyak tersebar khabar-khabar dari para imam yang suci tentang adanya penambahan, pengurangan, penyimpangan, dan perubahan Al-Qur’an…” [Bayaanus-Sa’aadah fii Muqaamaatil-’Ibaadah 1/12].
Dalam kitab Minhaj Al Baro’ah Syarh Nahjul Balaghoh (2/216) oleh Habibullah al-Khou’i disebutkan, “Lafazh aali Muhammad wa aali ‘Ali (bin Abi Tholib) – keluarga Muhammad dan keluarga ‘Ali – telah terhapus dari Al Qur’an”.
4. Yang tahu seluruh isi al-Quran hanya ahlul bait. Selain Ahlul bait, hanya mengetahui sebagian isi al-Quran. Artinya, mushaf yang berada di tangan kaum muslimin, hanya sebagian dari al-Quran
Abu Ja’far berkata,
ما ادعى أحد من الناس أنه جمع القرآن كله كما أنزل إلا كذاب، وما جمعه وحفظه كما نزله الله تعالى إلا علي بن أبي طالب عليه السلام والأئمة من بعده عليهم السلام
“Barangsiapa menganggap dirinya telah mengumpulkan seluruh isi Al Qur’an, sebagaimana yang diturunkan, berarti dia pendusta. Tidak ada yang bisa mengumpulkan dan menjaga Al Qur’an sebagaimana yang Allah turunkan selain ‘Ali bin Abi Tholib dan para imam setelahnya”(Ushul al-Kaafi, Al Kulaini, 1/228).
Al-Quran yang Mereka Sebar, Sama dengan al-Quran Kita
Bukankah al-Quran yang disebarkan oleh orang syiah di Indonesia, sama dengan al-Quran kaum muslimin lainnya?
Jika benar demikian adanya, anda tidak perlu bingung. Karena syiah punya satu prinsip ’bunglon’, mengubah warna sesuai lingkungan, untuk bisa mendapatkan mangsa. Prinsip itu bernama ‘taqiyah’. Selangkapnya bisa anda pelajari di: Doktrin Aliran Syiah yang Paling Berbahaya
Dengan prinsip ini, Kaum Syi’ah diperintahkan tetap membaca al-Qur’an yang ada di tengah-tengah kaum muslimin saat ini dalam shalat dan keadaan lainnya, juga mengamalkan hukumnya sampai datang suatu zaman di mana al-Qur’an di tengah kaum muslimin akan diangkat ke langit, lalu keluarlah al-Qur’an yang ditulis oleh Amirul Mukminin (Ali bin Abi Thalib). Kemudian al Qur’an tersebut yang dibaca dan hukumnya diamalkan. (al-Anwar an-Ni’maniyyah, Ni’matullah al-Jazairi, 2/363).
Baca juga: Perbedaan Antara Sunni dan Syiah (must read) – Bag. 01
Ditulis oleh ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pengasuh KonsultasiSyariah.com)
🔍 Dosa Istri Berzina Dengan Lelaki Lain, Amalan Hu Allah, Cairan Sebelum Mani, Asal Usul Segitiga Bermuda Menurut Islam, Suami Hisap Payudara Istri, Wanita Hamil Di Setubuhi